Kamis, 01 September 2011
Cerita Horor Hantu Jagung Bakar Puncak
Diposting oleh
jayuskristus
di
14.54
Serita ini berdasarkan kisah nyata yang pernah aku dan teman-temanku alami.
Sebuah kisah yang akan membuat bulu kuduk anda berdiri, apa itu bulu kuduk? aku sendiri tidak tau, biar asik aja.
Kisah mengerikan ini berawal dari rencana liburan kami. Roni, Evan dan aku sendiri.
Kami telah merencanakan untuk menikmati liburan kali ini di sebuah vila di kawasan puncak, bertiga, hanya 3 lelaki petualang yang berjiwa maho. semua persiapan telah dilakukan, gak ada yang ketinggalan (kecuali otak).
Perjalanan dimulai pada malam hari dengan menggunakan mobil sedan (tanpa menyebutkan merk) milik Roni.
Pejalanan menuju puncak kali ini agak sedikit berbeda dengan turunnya hujan meskipun Puncak berada di daerah Bogor yang terkenal dengan kota hujan, tapi gak tau kenapa kesannya beda aja (iyain aja bro!). Suasana terasa begitu suram, sepi dan lebih dingin dari biasanya. Sesekali mataku menerawang menatap keluar dari balik kaca mobil yang berembun, apa yang ku lihat hanya gelap dan cahaya lampu rumah dari kejauhan yang menyerupai bintang-bintang. "hmm.. sepi banget" gumamku.
Di tengah perjalanan, setelah sampai di kawasan puncak temanku Evan yang melihat beberapa tukang jagung bakar di pinggir jalan tiba-tiba mengusulkan untuk mampir sejenak dan menikmati jagung bakar sebelum melanjutkan perjalanan menuju vila tempat kami akan menginap nanti, tapi Roni tetap ingin meneruskan perjalanan, entah karena firasatnya yang tidak enak atau mungkin dia lupa cara ngerem.
Tapi karena Evan terus mendesak Roni untuk mampir sejenak menyantap jagung baka,r akhirnya dia bersedia untuk mencari tukang jagung bakar. Aku tak begitu menghiraukan perdebatan antara dua orang maho ini, Aku terlalu sibuk menatap aneh suasana di luar sedan yang ku tumpangi, seperti ada kekuatan besar yang jahat di luar sana yang menunggu dan siap menelan kami kedalam kengerian dan kematian. waaaawww!
"Yaudah, kita cari tukang jagung bakar dulu deh, rese luh!" ujar Roni agak ketus seperti minta diludahin mukanya.
Perlahan kami menyusuri jalan sambil melihat kesisi kiri dan kanan mencari tukang jagung bakar, tapi tak kami temukan tukang jagung bakar atau warung yang buka. kasian yaaa..
Setelah kurang lebih 30 menit kami mencari tapi belum juga ketemu tukang jagung bakar, akhir nya kami mencoba bertanya kepada orang sekitar dan kebetulan ada seorang kakek yang sedang melintas. entah darimana datang nya kakek-kakek itu (kayak di sinetron-sinetron gitu deh) karena jalanan sangat sepi saat itu.
Kami berhenti, lalu aku bertanya kepada kakek itu, "maaf kek, numpang tanya. Kalo tukang jagung bakar yang deket-deket sini dimana yah?" Sang kakek menjawab "anak muda, lebih baik kalian lanjutkan perjalanan dan jangan berhenti sampai ke tempat tujuan kalian, demi keselamatan kalian". aku dan teman-teman agak bingung dengan maksud dari ucapan kakek misterius itu. "Emang kenapa kek? kami cuma mau mampir sebentar kok, pengen makan jagung bakar, kebetulan kami lapar" tambah ku, "kalian tidak tau sejarah tempat ini, jangan pernah makan jagung bakar di daerah ini atau kutukan dan hal yang mengerikan akan menimpa kalian!" jawab si kakek seperti menakut-nakuti, kami tersentak mendengar ucapan kakek itu, "i..i..iya kek, terimakasih" bertambah bingung lalu kami meninggalkan si kakek dengan berjuta pertanyaan yang menggelayuti benak kami seperti jemuran sempak di kosan mahasiswa.
Perjalanana kami lanjutkan. aneh, ketika aku melihat kebelakang si kakek sudah tidak ada lagi, aku coba berfikir positif, mungkin si kakek naik awan kinton dan sedang terburu-buru.
Tak lama kemudian dari kejauhan kami melihat samar-samar seperti ada seseorang menggunakan topi caping tertunduk lesu, dia hanya menunduk terdiam di depan meja, asap mengepul dari atas meja yg tersusun jagung jagung rapih diatasnya.
"Eh, di depan ada tukang jagung bakar tuh, mampir yuk sebentar!" kata Evan, "nanti aja, kita ke vila aja dulu. Besok pagi baru kita cari makan" sanggah ku, "gua laper nih, pengen banget makan jagung bakar, sebentar aja!" jawab Evan sedikit memaksa. "Oke, tapi kalo ada apa apa tanggung sendiri ya akibatnya!" lanjut ku yang masih khawatir mendengar pesan dari kakek misterius tadi. "iya, tenang aja, takut banget sih!" jawab evan lagi.
Lalu kami memutuskan mampir sebentar untuk makan jagung di tempat tersebut. malam itu sangat sepi, tak ada orang satu pun yang lewat disekitar tempat itu, agak aneh kalo ada tukang jagung yang berjualan di tempat seperti ini, pikirku.
"Bang, jagung bakar nya 3 dong. bikinin yang enak ya, agak pedes bang, gak pake lama." celetuk evan tak sabar, "iyaaa.." jawab tukang jagung bakar dengan suara lirih menyedihkan membuat suasana malam semakin kelam dan menakutkan. angin berhembus menciptakan suara gesekan antara ranting ranting pohon di sekitar kami yang berdiri tegak di sisi jalan.
Awan mendung dan bulir embun yang jatuh menambah dingin dan angker tempat tersebut. Diam-diam aku memperhatikan gerak-gerik abang tukang jagung bakar itu, dengan menggunakan topi caping dia sama sekali tak pernah mengangkat wajahnya, membuatku semakin sulit untuk melihat atau mengenali wajahnya, bahkan dia sama sekali tak bicara kecuali menjawab permintaan Evan tadi, itu pun cuma satu kata. bulu kuduk ku mulai merinding.
jagung bakar sudah matang disajikan di satu piring plastik, dengan sigap Roni dan Evanmelahap jagung bakarnya, aku hanya terdiam melihat mereka, rasa takut membuat nafsu makanku hilang. "Lo gak doyan jagung bakar yus?" tanya Evan, "gak van, lagi males makan, lo pada buruan deh makannya trus kita cabut dari sini" jawab ku, "iyaaak! tapi jagung bakar lo buat gua yah? gak lo makan inih, hehehe" sahut evan cengengesan karna senang mendapatkan jatah jagung bakarku, "Ah lo mah emang rakus, jembut rontok aja lo makan, van! hahaha" celetuk Roni mengejek.
Sementara mereka makan jagung bakar, aku menunggu di mobil untuk menghilangkan rasa takutku, sekejap saja aku lalu tertidur. ZZZzzzzz... ZZzzzzz... ghrooohhkkk... ZZzzzz...
"BRAKKK!! BRAKK!!" Tiba-tiba terdengar suara pintu dibanting sebanyak, aku terkejut dan seketika terbangun dari tidurku, dengan tergesa-gesa Roni mencoba menyalakan mobil dan langsung menginjak pedal gas sekencang kencangnya. "EH KENAPA SIH?!" Sentak ku bingung atas apa yang terjadi "JAGUNG BAKAR NYA UDAH DIBAYAR BELUM??!" tambah ku penasaran. mereka hanya terdiam, tubuh Roni dan Evan terlihat gemetar sepeti orang kedinginan.
"van, kenapa sih? tadi jagung bakarnya udah dibayar belom? kembaliku lontarkan pertanyaan yang sama, tapi kali ini khusus kepada evan, "ummm, itu dia masalahnya yus, tadi pas gue sama Roni mau bayar jagung bakarnya, waktu gue nengok ternyata abang tukang jagungnya udah gak ada, meja tempat jagung bakarnya juga udah hilang" jawab Evan masih ketakutan
"Lu makannya kelamaan kali, jadi abang tukang jagungnya langsung pulang" kataku mencoba menenangkan evan, "nggak kok, kita gak lama makannya, lagian aneh banget kalo sampe abang tukang jagung sekaligus mejaanya menghilang secepat itu" sanggah evan mencoba meyakinkanku atas apa yang terjadi, "iya yus, beneran, lo tidur di mobil sih tadi, jadi gak tau apa yang baru aja kita yg alami, beneran aneh, emangnya itu tukang jagung gak mau dibayar?" tambah ronny berargumentasi. "yaudah kita langsung ke vila aja, kita bahas disana". malam itu seolah sangat panjang, entah mengapa seolah perjalanan kami pun terasa sangat jauh, tak kunjung sampai. semoga itu hanya perasaanku saja, semoga tak terjadi apa-apa.
Belum lagi sampai di tempat tujuan kejadian aneh pun kembali terjadi, Roni dan Evan mengeluh sakit perut dan ingin buang air besar dalam waktu bersamaan. "aduuuh, perut gua mules banget nih, gak tahan pengen boker" kata roni, "iya, sama Ron, gua juga mules banget. gak tahan!" sahut Evan. "yaudah, minggir aja dulu, cari semak-semak buat lo berdua boker" ucapku. "iya, kita berhenti dulu ya, nyari tempat buat boker" tambah Roni.
Roni pun menepikan mobil di dekat semak-semak, mereka bergegas keluar mobil menuju semak-semak untuk buang air besar. aku menuggu di luar mobil, duduk di pinggir jalan di tepi pohon pohon besar sambil menghisap rokok.
sudah 30 menit lebih aku menuggu, 3 rokok sudah ku habiskan, tapi tak ada tanda-tanda kalau mereka sudah selesai buang air besar, aku coba memanggil-manggil mereka tapi tak ada jawaban, kekhawatiranku pun menjadi-jadi. aku coba menghampiri mereka untuk memeriksa keadaan.
aku benar-benar terkejut dan ngeri sejadi-jadi nya atas apa yang ku lihat, aku tak mampu bergerak atau mengucapkan sepatah kata pun. aku hanya mampu berdiri terpaku dengan dengkul bergetar. "APA INI??! APA YANG SEDANG TERJADI??!!" pertanyaan itu berputar putar dalam benak ku.
APA YANG KU LIHAT BENAR BENAR MENGERIKAN!!! SANGAT MENGERIKAN!!! SEKALI LAGI.. MENGERIKAN!!! (JREEEENGGG JREEEEENNNGG!!!)
aku melihat Roni dan Evan buang air besar dengan mengeluarkan jagung bakar utuh lengkap dengan lumuran mentega dan saosnya, lalu mereka dengan lahap memakannya lagi sampai habis tak tersisa, lalu mereka boker lagi dan kembali mengeluarkan jagung bakar utuh dari anus (sekali lagi aku jelaskan, jagung bakarnya lengkap dengan mentega dan saos, terlihat hangat seperti baru matang), lalu mereka memakannya lagi seperti tak pernah kenyang, seperti setan yang kelaparan. lalu mereka boker lagi dan keluar jagung bakar utuh lagi, kemudian mereka memakannya lagi. terus menerus seperti itu, mereka seperti terjebak dalam fatamorgana, mereka boker lalu memakan taiknya sendiri.
BOKER DENGAN MENGELUARKAN JAGUNG BAKAR UTUH LENGKAP DENGAN MENTEGA DAN SAOS TERLIHAT HANGAT DAN BARU MATANG, LALU MEREKA MEMAKAN NYA LAGI! LAGI!! DAN LAGI HINGGA MULUT DAN ANUS MEREKA TERLUKA DAN MENGELUARKAN DARAH!!!
APAKAH INI KUTUKAN YG TELAH DIPERINGATKAN KEPADA KAMI?? APAKAH INI AKHIR DARI HIDUP KAMI?? APAKAH INI MITOS HANTU JAGUNG BAKAR PUNCAK YG DULU PERNAH AKU DENGAR?? APA YG HARUS AKU LAKUKAN??? DAN SIAPA PRESIDEN ZIMBABWE???!!
pertanyaan-pertanyaan mengerikan tersebut terus bergelayut di kepala ku. lalu aku coba menguatkan diri dan berlari mencari rumah warga untuk meminta pertolongan, namun aku malah tersesat di hutan, hingga akhirnya aku pingsan dan terbangun di pagi harinya dalam keadaan lemah.
aku kembali berjalan dan mencoba mencari pertolongan, lalu tanpa sadar aku malah kembali ke semak-semak tempat dimana teman-teman ku boker malam tadi.
tapi aku sudah terlambat, aku menemukan kedua teman ku itu sudah tewas dengan anus tersumbat jagung bakar dan berlumuran darah serta mulut berbusa dengan gigi terselip biji jagung bakar yang sedikit gosong.
aku terduduk lemas, tak berdaya, lalu datang kakek-kakek yang kami temui malam tadi yang telah memperingatkan kami untuk tidak makan jagung bakar di tempat yang kami lewati semalam. kakek tersebut membangunkan aku dan berusaha menolongku.
"Kamu beruntung tidak ikut memakan jagung bakar tersebut" kata kakek itu, aku hanya bisa mengangguk mendengar ucapan nya tersebut dan kami pun pergi ke rumah makan padang dan makan nasi padang.
-End-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hahahah lucu banget awalnya aja serem tapi endingnya kocak ...
BalasHapusHahahw
BalasHapus